PERPUSTAKAAN DAN KECERDASAN BANGSA (Sebuah Opini)
Oleh:
Iskandar
Pustakawan Madya Unhas
Kecerdasan bangsa hanya dapat diperoleh
jika seluruh komponen masyarakat termasuk lembaga pendidikan bersatu menerapkan
sistem perpustakaan sebagai realisasi Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan, untuk menyediakan koleksi atau sumber informasi yang
relevan dengan usia peserta didik. Perkembangan perpustakaan harus dibarengi
dengan kesiapan para pustakawannya dengan membekali dirinya keahlian sesuai
tuntutan zaman. Kemajuan perpustakaan berarti kemajuan pendidikan. Kemajuan
pendidikan berarti kemajuan untuk kecerdasan. Kecerdasan menjadi hal pokok yang
dicari oleh setiap peserta didik. Kecerdasan setiap peserta didik adalah
kecerdasan bangsa.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional memberi pengertian pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
Pendidikan untuk kecerdasan bangsa
harus didukung oleh koleksi perpustakaan, semakin banyak koleksi dalam
perpustakaan, semakin banyak ilmu yang akan “dibaca” oleh peserta didik,
semakin banyak pula ilmu yang diterima, semakin cerdas akhirnya. Pendidikan
tanpa perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik. Idealnya perpustakaan
dijadikan referensi dikala peserta didik akan mengembangkan dirinya. Karena
itu, perpustakaan juga harus memiliki koleksi yang mendukung keberhasilan
pendidikan. Koleksi-koleksi itu tentunya sesuai dengan arah pendidikan,
misalnya koleksi yang berhubungan tema spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia serta keterampilan.
Perpustakaan yang dimaksud adalah
perpustakaan dengan koleksi yang relevan dengan keberadaan pendidikan, misalnya
perpustakaan SD (Sekolah Dasar) maka perpustakaan tersebut hanya memuat
koleksi-koleksi yang cocok dengan anak SD. Perpustakaan SMP memiliki koleksi
yang sesuai dengan anak SMP, tidak memuat lagi koleksi SD, dan perpustakaan SMU
atau yang sederajat hanya memuat koleksi yang menjadi bacaan wajib bagi anak
SMU, tidak ada koleksi SD dan koleksi SMP di dalamnya. Artinya, setiap
perpustakaan yang mencerdaskan adalah perpustakaan yang memiliki ragam koleksi
sesuai dengan usia pembacanya. Kesesuaian jenis koleksi sangat mempengaruhi
keberhasilan tujuan pendidikan.
Pendidik yang bijak senantiasa
mengajak peserta didiknya untuk cinta perpustakaan sebagai sarana untuk
mencerdaskan bangsa, misalnya guru mengajak peserta didik untuk berkunjung ke
perpustakaan dengan tugas-tugas tertentu, misalnya membuat soal jawab tentang
tema “tertentu” untuk buku “tertentu” yang ada di perpustakaan, atau melatih
peserta didik untuk membuat resensi, ringkasan atau resume suatu
buku di perpustakaan. Tujuannya adalah agar peserta didik terbiasa dengan
perpustakaan dan menyenangi berkunjung ke perpustakaan. Pendidik juga dapat
mengadakan lomba-lomba yang berhubungan dengan koleksi di perpustakaan,
misalnya lomba cipta dan baca puisi yang berhubungan “tema” yang ada
“rujukannya” di dalam perpustakaan. Peserta didik tentu akan mencari
solusi-solusi yang berhubungan dengan lomba tersebut. Pencarian solusi tersebut
adalah kreativitas, dan kreativitas ini akan mendorong timbulnya kecerdasan
pada setiap peserta didik.
Kecerdasan anak tidak akan timbul
jika anak tersebut tidak mampu mengembangkan dirinya sendiri. Kecerdasan anak
tidak juga lahir dengan sendirinya tetapi kecerdasan anak akan timbul seiring
dengan perkembangan zaman jika didukung oleh semua pihak baik dari lingkungan
rumah tangga, sekolah, maupun lingkungan masyarakatnya.
Keluarga sebagai sumber pertama
kecerdasan anak harus dibarengi dengan kesepakatan kedua orang tua, untuk
membimbing anak sesuai dengan naluri atau gerak-gerik anak. Orang tua berusaha
untuk menanamkan benih-benih kecerdasan melalui kecintaannya terhadap buku.
Jika seorang Ayah senang memancing kemudian setiap kali Ayah tersebut pergi
memancing membawa anaknya maka anak itu kelak juga akan hobi memancing.
Demikian pula, jika orang tua gemar membaca, cinta buku dan rutin ke toko buku
atau ke perpustakaan membawa anaknya maka anak tersebut pasti akan gemar
membaca, dan cinta buku. Cinta buku harus ditumbuhkan sejak anak masih kecil, bacaan-bacaan
untuk anak juga harus dijaga dan sesuaikan dengan usia dan kebutuhan. Kegiatan
di atas sebagai suatu proses yang harus didukung dengan kepedulian orang tua
untuk menciptakan suasana yang ideal untuk mewujudkan kecerdasan anak.
Kecerdasan inilah yang diharapkan tumbuh menjadi kecerdasan bangsa.
Di sekolah, pembelajaran hanya akan
berhasil jika didukung oleh sumber belajar. Sumber belajar terlengkap
seharusnya ada di dalam perpustakaan. Setiap elemen sekolah harus berkiblat
dari peran dan fungsi perpustakaan. Peran dan fungsi perpustakaan tidak akan
tercapai jika segenap elemen sekolah tidak kompak. Perpustakaan yang ideal
memiliki peran dan fungsi sesuai dengan peran dan fungsi lembaga induknya. Peran
perpustakaan mengembangkan pendekatan inovatif untuk meningkatkan pemanfaatan
bahan bacaan dalam keberhasilan proses pembelajaran, memotivasi peserta didik
menggunakan koleksi perpustakaan untuk mengembangkan bakat, minat, dan
kegemarannya untuk menumbuhkan kecerdasannya agar berhasil dalam proses
pembelajarannya.
Kemajuan perpustakaan sekolah harus
didukung dengan melibatkan seluruh komponen sekolah termasuk dukungan orang tua
melalui komite sekolah, badan pengembang buku dan lembaga-lembaga donasi.
Karena itu, kepala sekolah sebagai penanggung jawab keberadaan sekolah perlu
menyadari bahwa keberhasilan kecerdasan bangsa harus dimulai dari
lembaga-lembaga pendidikan termasuk sekolah yang dipimpinnya. Sebagai
penanggung jawab terhadap kemajuan sekolah, kepala sekolah hendaknya selektif
dalam memilih kepala perpustakaan yang ada dalam lingkungannya. Aturan
menyangkut pemilihan kepala perpustakaan sudah ada aturannya yang ditetapkan
oleh pemerintah, tetapi yang terpenting adalah pilihlah kepala perpustakaan
yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan.
Jika ada yang bertanya, apakah
perpustakaan menunjang keberhasilan pendidikan dan kecerdasan bangsa? Maka
jawabnya adalah ya, pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perpustakaan.
Berbicara masalah pendidikan maka berarti kita berbicara masalah perpustakaan.
Majunya lembaga pendidikan dipengaruhi oleh perpustakaan. Untuk itu, Seharusnya
jika guru disertifikasi, pustakawan juga harus disertifikasi, karena guru dan
pustakawan merupakan mitra satu atap yang mencerdaskan anak bangsa.
Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan
potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan nasional. Untuk itu, semua “jenis” perpustakaan
bertujuan menyediakan fasilitas yang merata, mudah, dan lengkap kepada
masyarakat yang dilayaninya untuk keperluan pendidikan, penelitian, informasi,
pelestarian kebudayaan, dan rekreasi yang bersifat mendidik.
Kecerdasan bangsa hanya akan terwujud
jika seluruh komponen pendidikan peduli, sadar, dan mampu menciptakan suasana
perpustakaan sebagai lembaga pendidikan yang mampu menumbuhkan budaya gemar membaca,
mengembangkan, dan mendayagunakan perpustakaan sebagai sumber informasi. Karena
itu, pustakawan harus mampu membekali dirinya dengan keahlian, pendidikan, dan
sumberdaya manusia (SDM) yang sesuai dengan tuntutan abad informasi.
Sejarah membuktikan, perpustakaan di
dunia Islam melahirkan para jenius Islam terutama pada fase pertama Dinasti
Abbasiyah yang dipimpin oleh khalifah Abu Ja’far al-Mansyur, khalifah Harun
al-Rasyid, dan Abdullah al-Makmun, merupakan khalifah-khalifah yang sangat
menjaga dan memelihara buku-buku baik yang bernuansa agama, maupun umum baik
karya ilmuan muslim, maupun non-muslim baik karya-karya ilmuan yang semasanya,
maupun pendahulunya. Ini terlihat jelas dari sikap para khalifah, seperti
pesannya Harun al-Rasyid kepada para tentaranya untuk tidak merusak kitab apa
pun yang ditemukan dalam medan perang. Begitu juga khalifah al-Makmum ia
menggaji penerjemah-penerjemah untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, sampai
pada akhirnya masih pada masa khalifah al-Makmun, Bagdad menjadi pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Informasi dalam perpustakaan merupakan
sarana kecerdasan yang sangat lengkap. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang
cerdas jika seluruh bacaan, informasi dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang
ilmu dapat diperoleh di perpustakaan. Misalnya, ketika peserta didik ingin
membaca buku IPA maka buku IPA tersebut tersaji di perpustakaan sekolahnya
secara lengkap dari berbagai sumber dan pengarang yang berbeda, demikian juga
ketika akan mencari buku tentang “keterampilan” yang sifatnya menumbuhkan sikap
kreatif juga tersedia di perpustakaan. Intinya segala koleksi yang dicari untuk
keberhasilan studi, untuk pengembangan potensi menjadi manusia intelek yang
berakhlak mulia, ada di perpustakaan.
Untuk mewujudkan
kecerdasan bangsa, sarana pendukung seperti perpustakaan perlu perhatian dari
lembaga induk, keberadaan perpustakaan selaku sumber informasi perlu
ditingkatkan, termasuk status lembaga, tenaga, koleksi, sarana, dan
prasarananya. Diperlukan segera realisasi Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan, dalam penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di
Indonesia. Peraturan pemerintah dan peraturan pendukung pelaksanaannya juga
harus segera direalisasikan. Selama ini Undang-Undang tersebut belum sepenuhnya
terlaksana. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan harus senantiasa
ditingkatkan baik kualitas, maupun kuantitasnya baik oleh perpustakaan
nasional, maupun dari lembaga induk perpustakaan. Sikap dan komitmen pemerintah
perlu dipertajam, baik menyangkut kebijakan maupun sikap terhadap perpustakaan,
agar bangsa ini cerdas.