Jumat, 02 Juni 2017

MANFAAT MENERAPKAN KETERAMPILAN SOSIAL DI PERPUSTAKAAN



MANFAAT MENERAPKAN KETERAMPILAN SOSIAL DI PERPUSTAKAAN

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Ahli Madya Unhas)

Tulisan ini untuk memberi jawaban atas pertanyaan tentang manfaat yang dapat diperoleh ketika pustakawan menerapkan keterampilan sosial (social skill) di perpustakaan.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh ketika keterampilan sosial mampu diterapkan dalam perpustakaan, diantaranya:

1.    Setiap kerja pustakawan dapat berhasil dengan baik.
Pekerjaan pustakawan memerlukan keterampilan sosial agar pekerjaan tersebut berhasil dengan baik. Pekerjaan pustakawan sangat bervariasi berdasarkan jenjang jabatannya. Misalnya, untuk Pustakawan Ahli Pertama maka pekerjaannya meliputi:
  1. Mengumpulkan data untuk persiapan perencanaan penyelenggaraan Perpustakaan;
  2. Mengidentifikasi Koleksi Perpustakaan untuk penyiangan;
  3. Melakukan katalogisasi deskriptif Bahan Perpustakaan tingkat tiga;
  4. Membuat kata kunci;
  5. Membuat cadangan data (backup);
  6. Mengelola basis data (data maintenance);
  7. Membuat anotasi koleksi perpustakaan berbahasa daerah;
  8. Membuat anotasi koleksi perpustakaan berbahasa asing;
  9. Membuat abstrak indikatif koleksi perpustakan berbahasa Indonesia;
  10. Membuat abstrak indikatif koleksi Perpustakaan berbahasa daerah;
  11. Menyusun literatur sekunder berupa bibliografi tercetak/elektronik;
  12. Menyusun literatur sekunder berupa indeks tercetak/elektronik;
  13. Menyusun literatur sekunder berupa kumpulan abstrak tercetak/elektronik;
  14. Menyusun literatur sekunder berupa bibliografi beranotasi tercetak/elektronik;
  15. Melakukan pelestarian informasi koleksi mikrofis;
  16. Melakukan pelestarian informasi koleksi mikrofilm;
  17. Melakukan pelestarian informasi koleksi foto;
  18. Mengelola layanan sirkulasi;
  19. Mengelola layanan pinjam antar Perpustakaan (inter library loan service);
  20. Mengelola layanan koleksi perpustakaan bukan buku (non book materials service);
  21. Mengelola layanan story telling;
  22. Mengelola layanan bagi pemustaka berkebutuhan khusus;
  23. Menyusun dan menyebarkan informasi terseleksi dalam bentuk lembar lepas secara cetak/elektronik;
  24. Membuat statistik Kepustakawanan;
  25. Melakukan pengkajian kepustakawanan bersifat sederhana (teknis operasional);
  26. Melakukan sosialisasi perpustakaan dan kepustakawanan sebagai penyaji;
  27. Melakukan publisitas melalui media cetak dalam bentuk berita;
  28. Melakukan publisitas melalui media cetak dalam bentuk brosur/leaflet/spanduk dan sejenisnya;
  29. Melakukan publisitas melalui media elektronik dalam bentuk membuat naskah siaran radio;
  30. Melakukan publisitas melalui media elektronik dalam bentuk membuat naskah
  31. Mengunggah melalui web (intranet/internet); dan
  32. Menyelenggarakan pameran sebagai panitia.
2.  Setiap layanan yang diberikan pustakawan berhasil dengan baik dan benar.
Layanan yang ada di perpustakaan bervariasi. Agar layanan tersebut berhasil dengan baik dan benar serta bermanfaat untuk pemustaka maka diperlukan keterampilan sosial berupa kemampuan atau upaya yang kreatif dari pustakawan untuk membuat layanan tersebut berhasil dengan sebaik-baiknya. Layanan itu meliputi:
a.    Layanan sirkulasi adalah layanan yang berhubungan dengan proses peminjaman, pengembalian atau perpanjangan koleksi yang dilakukan oleh pemustaka untuk dibaca di luar perpustakaan atau di rumah.
b.   Layanan referensi adalah layanan yang difokuskan pada koleksi rujukan atau sering juga disebut bahan rujukan atau koleksi referensi artinya bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan yang memiliki fungsi merujuk atau menunjuk/mengarahkan pemustaka agar mendapatkan informasi sesuai dengan permasalahan atau pertanyaannya terhadap suatu informasi
c.   Layanan karya ilmiah adalah layanan yang khusus melayani hasil penelitian ilmiah dalam bentuk tercetak, seperti: skripsi, tesis, disertasi, hasil penelitian, makalah, dan laporan penelitian.
d.     Layanan majalah dan surat kabar adalah layanan khusus tentang  koleksi berkala atau koleksi yang terbit secara berkala atau rutin.
e.  Layanan koleksi cadangan adalah layanan yang disiapkan dari koleksi yang menjadi representasi dari koleksi umum dan digunakan untuk peminjaman singkat.

3.    Pemustaka merasa puas akan perpustakaan.
Kepuasan pemustaka akan perpustakaan bisa jadi karena pekerjaan kepustakawan dapat berjalan sesuai dengan peran, fungsi, dan tujuan perpustakaan. Kepuasan pemustaka adalah hasil akhir yang diharapkan.

4.    Perpustakaan menjadi lengkap.
Perpustakaan menjadi lengkap karena perpustakaan mampu menerapkan kerja sama. Kerja sama itu dilakukan dengan niat untuk kemajuan perpustakaan. Kerja sama berarti dua perpustakaan atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu, diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu dan tidak merugikan tetapi sama-sama memperoleh manfaat atau keuntungan.

5.    Terealisasinya fungsi perpustakaan.
Fungsi perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat, mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional, wahana penelitian, wahana informasi, wahana rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa, Wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa.

6.  Perpustakaan menjadi ideal.
Dengan merealisasikan keterampilan sosial dalam perpustakaan, pemustaka akan senang berkunjung, segala informasi yang dimiliki perpustakaan dapat diakses melalui pangkalan data (database), suasana perpustakaan menjadi nyaman, segala harapan pemustaka dapat tercapai.

7. Citra perpustakaan meningkat.
Pustakawan yang mampu merealisasikan keterampilan sosial dalam perpustakaan akan mambawa manfaat yang baik. Salah satunya adalah citra pustakawan akan meningkat, pemustaka akan menjadikan perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan, sumber literatur untuk pengambilan keputusan, dan lain-lain. Citra pustakawan sebagai profesi juga dapat terealisasi

Dengan mengetahui manfaat menerapkan keterampilan sosial di perpustakaan, diharapkan pustakawan dapat menjadikan perpustakaan sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Untuk itu, pustakawan perlu menguasai dan penerapkan keterampilan sosial (social skill) di perpustakaan sehingga hasil akhirnya adalah pustakawan berhasil memberikan layanan prima terhadap pemustaka, berhasil menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif, berhasil memberikan keteladanan sehingga amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang terkait dengan fungsi perpustakaan yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dapat terealisasi dengan sebaik-baiknya.