Kamis, 25 Februari 2021

METODE PENDEKATAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN

 

METODE PENDEKATAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN


Oleh:

Iskandar
 (Pustakawan Ahli Madya UNHAS)


Tulisan ini mencoba memberi gambaran terkait metode pendekatan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari Manajemen Sumber Daya Perpustakaan (MSDP).

 Pendekatan MSDP dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan sumber daya perpustakaan untuk memudahkan perpustakaan mencapaai tujuannya. Pendekatan ini juga dapat dijadikan metode dalam pengelolaan sumber daya perpustakaan. Sumber daya perpustakaan adalah semua tenaga, sarana dan prasarana, serta dana yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh perpustakaan. Pengelolaan MSDP lebih diarahkan pada pengelolaan tenaga perpustakaan yaitu pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan. Tenaga teknis perpustakaan tentu memiliki karakteristik yang berbeda, unik, dan kelebihan masing-masing.

 Beberapa pendekatan yang bisa dijadikan pedoman atau metode pendekatan dalam MSDP yaitu:

  1. Pendekatan SDM. Pendekatan Sumber daya manusia (SDM) merupakan pendekatan yang menekankan pada pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya perpustakaan baik pustakawan, maupun tenaga teknis perpustakaan berdasarkan hak azasi manusia. Pendekatan SDM ini berasas pada hak pokok atau hak dasar yang melekat pada manusia sejak dilahirkan. Untuk itu, pendekatan SDM ini membuat perpustakaan menjadi lebih mudah untuk mencapai tujuannya karena adanya saling pengertian dan hormat-menghormati.
  2. Pendekatan Manajerial. Pendekatan manajerial merupakan pendekatan yang menekankan pada tanggung jawab menyediakan dan melayani kebutuhan terkait peningkatan sumber daya perpustakaan pada tiap unit bagian. Pendekatan manajerial mengusahakan agar semua elemen tenaga di perpustakaan dapat bertanggung jawab dan mampu meningkatkan kepuasan pemustaka.
  3. Pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan pendekatan yang menekankan pada tanggung jawab sub sistem di perpustakaan. Pendekatan sistem membuat semua sub sistem atau sub unit dapat berfungsi untuk bersama-sama bekerja agar dapat bertanggung jawab dalam keberhasilan dan  tujuan perpustakaan. Tenaga teknis perpustakaan memiliki peran penting dalam sub unitnya masing-masing untuk mencapai tujuan perpustakaan. Sub unit itu misalnya, sub unit pengadaan, sub unit pengolahan, sub unit teknologi informasi, sub unit koleksi khusus, sub unit layanan, dan lain-lain.
  4. Pendekatan proaktif. Pendekatan proaktif merupakan pendekatan yang menekankan pada kontribusi tenaga perpustakaan, manajer (kepala perpustakaan) untuk memberikan solusi atau pemecahan masalah. Pendekatan ini diperlukan agar setiap pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan dapat mencari solusi terhadap permasalahan yang ada di perpustakaan. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tidak merugikan pihak lain. Pendekatan proaktif dapat mempercepat keberhasilan perpustakaan dan menghindari konflik.
  5. Pendekatan mekanis. Pendekatan mekanis lebih menekankan pada penggantian tenaga manusia menjadi berbantuan mesin. Pergantian tersebut karena adanya pemikiran untuk efisiensi, efektivitas, kemampuan lebih baik. Inti pendekatan mekanis ini adalah menitikberatkan analisisnya kepada spesialisasi, efektivitas, standardisasi, dan memperlakukan tenaga perpustakaan sama seperti mesin. Keuntungan spesialisasi ini adalah bahwa tenaga perpustakaan akan menjadi semakin terampil dan efektivitas semakin meningkat, penerapan standardisasi menjadi prioritas sehingga kemampuan sumber daya perpustakaan (SDP) semakin meningkat.
  6. Pendekatan paternalis. Pendekatan paternalis (paternalistic approach) manajer atau pemimpin perpustakaan untuk pengarahan bawahannya bertindak seperti bapak terhadap anak-anaknya. Para bawahan diperlakukan dengan baik, fasilitas-fasilitas diberikan, bawahan dianggap sebagai anak-anaknya. Akibat dari pendekatan paternalis membuat tenaga perpustakaan akan merasa dimanjakan sehingga bisa jadi menjadi pemalas, akibatnya kinerja atau kreativitasnya menurun. Akibatnya kerugian atau ketidakpuasan pemustaka terhadap kinerja perpustakaan.
  7. Pendekatan sistem sosial. Pendekatan sistem sosial memandang bahwa perpustakaan sebagai sarana kecerdasan bangsa hanya akan tercapai jika terbina kerja sama yang baik dan harmonis antara sesama pustakawan, sesama individu, antara bawahan dengan atasan. Hal ini hanya akan terlaksana jika ada saling ketergantungan, interaksi, dan hubungan yang baik di antara sesama pustakawan. Setiap tenaga perpustakaan tentunya mempunyai jasa terhadap kemajuan perpustakaan. Karena itu, setiap manusia menganggap dirinya penting dalam suatu organisasi. Intinya, pendekatan sistem sosial mengutamakan pada hubungan harmonis, interaksi yang baik, saling menghargai sehingga mampu merealisasikan tujuan perpustakaan.

 Pendekatan MSDP di atas perlu dipahami sehingga perpustakaan dapat mencapai tujuannya dengan baik. Metode pendekatan MSDP tentu memiliki keuntungan dan kekurangan sesuai dengan fungsi dan jenis pendekatan yang ada. Inti metode pendekatan MSDP adalah setiap tenaga perpustakaan (pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan) memiliki tanggung jawab, perilaku, dan sikap kerja yang baik untuk merelisasikan tujuan perpustakaan, terbentuknya saling menghargai, saling menghormati, saling pengertian sehingga kepuasan pemustaka terhadap kinerja pustakawan dapat direalisasikan.

 Sumber bacaan:

  1. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. 
  2. Yani, M. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar