PENGOLAHAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN
Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Madya Unhas)
Tulisan
ini untuk memberi gambaran pengolahan koleksi di perpustakaan. Pengolahan
koleksi di perpustakaan diperlukan agar:
- Koleksi dapat segera dimanfaatkan dan dilayankan untuk pemustaka.
- Pemustaka dapat mengetahui informasi terkini di perpustakaan, karena itu, sebaiknya koleksi yang diterima perlu segera mungkin diolah.
- Untuk mendapatkan koleksi yang sesuai dengan rumpun ilmu sehingga memudahkan temu baliknya.
- Perpustakaan menjadi up to date dari sisi koleksi dan informasi
- Kepuasan pemustaka
Pengolahan
bahan pustaka sering dibahasakan sebagai proses yang dimulai dari pencatatan
(registrasi), stempel, klasifikasi, katalogisasi, pembuatan label (call number), kantong buku, kartu buku,
pembuatan barkode, pemasangan slip tanggal kembali, hingga bahan pustaka siap
disimpan di rak dan dimanfaatkan oleh pemustaka.
Uraian
secara singkat proses tersebut meliputi:
1. Pencatatan. Arti pencatatan adalah
mencatat koleksi yang diterima pada buku induk atau sering disebut inventaris
perpustakaan. Untuk pencatatan, pustakawan perlu membedakan antara koleksi buku
dengan koleksi non buku termasuk majalah/jurnal dan surat kabar tercetak.
Pencatatn tersebut berguna untuk:
a. Memudahkan
pustakawan mengetahui jumlah, jenis, ragam, dan identitas koleksi yang menjadi
milik perpustakaan
b. Sebagai
sumber informasi bagi stakeholder terkait koleksi yang dimiliki perpustakaan
c. Sebagai
daftar kepemilikan perpustakaan
2.
Stempel (stempling). Pemberian stempel artinya memberi tanda kepemilikikan
koleksi. Pemberian stempel dilakukan pada setiap koleksi. Stempel tersebut
biasanya dilakukan pada saat koleksi telah diterima oleh perpustakaan. Stempel terdiri
atas stempel instansi/perpustakaan dan stempel proses pemilikan koleksi atau
sering dibahasakan dengan stempel khusus yang memuat: tanggal terima, Asal
koleksi, Banyaknya, Harga, No. Inventaris, dan Nomor Klas.
3. Klasifikasi. Klasifikasi yang dimaksud
adalah pemberian nomor klas pada koleksi berdasarkan subjek koleksi/buku. Sistem klasifikasi yang paling
banyak digunakan di perpustakaan adalah dengan menggunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification).
Secara umum, klasifikasi ini untuk menentukan susunan koleksi yang ada di
perpustakaan. Klasifikasi ini juga sebagai dasar untuk pengelompokan ilmu
pengetahuan pada perpustakaan. Misalnya, 000 untuk karya-karya umum; 100 untuk
filsafat, metafisika, psikologi, logika, etika; 200 untuk agama, theology; 300
untuk ilmu-ilmu sosial; 400 untuk bahasa; 500 untuk matematika dan ilmu-ilmu
alam; 600 untuk ilmu-ilmu terapan, kedokteran, teknologi; 700 untuk seni,
rekreasi, hiburan, olahraga; 800 untuk linguistik, sastra; dan 900 untuk
geografi, biografi, sejarah.
4. Katalogisasi. Katalog artinya daftar
koleksi. Katalogisasi artinya melakukan pembuatan katalog. Untuk katalog
perpustakaan yang lebih cepat atau lebih praktis ketika pemustaka melakukan
pencarian koleksi di perpustakaan adalah dengan menggunakan katalog berbasis komputer
atau sering disebut OPAC (Online Public
Acces Catalog). Katalog ini biasanya mencantumkan informasi-informasi
penting dari suatu bahan pustaka sebagai sumber informasi untuk temu balik
koleksi seperti: judul, pengarang, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun
terbit, subjek bahasan, ISBN, dan cantuman lain misalnya, halaman, tinggi buku,
ilustrasi, dan catatan penting lainnya menyangkut tentang koleksi misalnya,
seri, judul asli, dan jejakan (tracing).
5. Pembuatan Label (call number). Pembuatan label yaitu mencantumkan nomor klasifikasi
koleksi dengan tiga huruf pertama pengarang dan satu huruf judul buku yang
ditempel pada punggung buku, sekitar 4 cm dari bawah.
6. Kantong buku dan kartu buku. Pembuatan
kantong buku dan kartu buku dilakukan jika perpustakaan belum menggunakan
teknologi (barcode). Jika perpustakaan menggunakan sistem barcode, sebaiknya
kantong buku dan kartu buku ditiadakan. Hal ini karena fungsi barcode telah
menggantikan fungsi kantong buku. Jika terjadi ‘mati lampu’ pada layanan
sirkulasi maka pustakawan dapat membuat daftar catatan koleksi yang dipinjam
dan segera menginputnya ke database
sirkulasi begitu lampu telah menyala kembali. Artinya, fungsi kantong buku
sudah tidak diperlukan lagi karena telah tergantikan dengan sistem barcode
secara komputerisasi. Manfaat lainnya adalah efisiensi tenaga khususnya dalam
pembuatan kelengkapan bahan pustaka (kantong buku dan kartu buku).
7. Pembuatan barcode. Barcode adalah
kode angka dan huruf yang terdiri dari kombinasi garis (bar) dengan berbagai
jarak (spasi) yang memiliki ketebalan yang berbeda satu sama lain yang sesuai
dengan isi code tersebut. Fungsi barcode:
a. Dapat mempermudah dalam penginputan
b.
Mempermudah dalam penemuan data karena
terbaca secara otomatis
c. Mempermudah membaca sebuah kode (garis
vertical) kemudian diterjemahkan menjadi sebuah data/informasi
d. Termasuk teknologi link (digital)
sehingga memudahkan komputer membacanya dibanding dengan kode analog.
8.
Pemasangan slip tanggal kembali (date slip). Slip tanggal kembali biasanya
di tempatkan pada jilid belakang. Fungsi slip tanggal kembali untuk:
a.
Memberi keterangan yang berisi kapan buku dikembalikan.
b.
Mengingatkan pemustaka agar disiplin dalam mengembalikan koleksi
c.
Pemustaka cepat/ tertib mengembalikan buku yang dipinjamnya.
Sebagai contoh, berikut
ini diberikan alur kerja/flowchart bagian pengolahan koleksi:
1. Mulai
2. Menerima
buku dari bagian pengadaan
3. Memeriksa/mencocokkan
daftar dengan buku yang diterima dari bagian pengadaan dengan melakukan searching/penelusuran pada database
4. Jika
buku sudah ada datanya sebelumnya di database,
buku langsung diproses dengan memberi barcode,
membuat kelengkapan pustaka, dan menempel kelengkapan pustaka
5. Kalau
buku yang akan diproses belum ada pada database
maka :
a. Menentukan
notasinya (nomor klas)
b. Menentukan
subyek
c. Memberi
barcode
d. Membuat
kelengkapan pustaka
e. Menempel
kelengkapan pustaka
6. Inventarisasi
7. Kirim
ke bagian sirkulasi, referensi, dan cadangan
8. Selesai
Keterangan
FLowchart Pengolahan Buku
No
|
Alur Pengolahan Bahan Perpustakaan
|
Keterangan
|
1.
|
Menerima
Bahan pustaka
|
- Pustakawan
menerima bahan pustaka dari bagian pengembangan koleksi
- Pustakawan memeriksa
daftar bahan pustaka dari bagian pengembangan koleksi
|
2.
|
Verifikasi
daftar buku
|
- Pustakawan
melakukan verifikasi dan searching
data pada database
- Bila buku
sudah pernah diolah selanjutnya melakukan editing
- Jika buku
belum pernah diolah maka selanjutnya dilakukan proses pengolahan
(katalogisasi, klasifikasi, menentukan tajuk subjek)
|
3.
|
Editing
(sunting koleksi pada database)
|
Buku yang
sudah pernah diolah selanjutnya dilakukan editing seperlunya (penambahan
jumlah eks, barcode) terhadap hasil
pengolahan sebelumnya.
|
4.
|
Katalogisasi
|
Pustakawan
menentukan tajuk entri (pengarang dan judul)
|
5.
|
Klasifikasi
|
-
Pustakawan menentukan tajuk subjek
-
Pustakawan menentukan notasi
klasifikasi berdasarkan bagan DDC
|
6.
|
Inputing
ke Pangkalan data
|
- Melakukan inputing data bibiliografis buku ke
pangkalan data.
|
7.
|
Kelengkapan
Bahan Perpustakaan
|
- Membuat kelengkapan
bahan pustaka (Label nomor panggil, Kartu buku, Kantong buku, Cetak Barkode,
Slip Tanggal Kembali)
|
8.
|
Pengiriman
Bahan Perpustakaan
|
- Bahan
perpustakaan yang sudah diolah dikirim ke bagian layanan (sirkulasi,
referensi, cadangan, sulawesiana)
|
Pengolahan
koleksi di perpustakaan diperlukan agar koleksi perpustakaan yang telah
diadakan dapat segera dilayankan dan dimanfaatkan oleh pemustaka. Untuk itu,
pustakawan perlu sesegera mungkin mengolah buku baru atau koleksi yang
diterimanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar