PERLUNYA
KETERAMPILAN SOSIAL DI PERPUSTAKAAN
Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Ahli Madya Unhas)
Tulisan
ini untuk memberi gambaran tentang perlunya keterampilan sosial di
perpustakaan. Keterampilan sosial bagi pustakawan adalah kemampuan pustakawan
untuk merealisasikan tugas-tugas kepustakawanan sehingga masyarakat atau
pemustaka dapat merasakan dampak positif dari kinerja pustakawan tersebut.
Keterampilan sosial yang dimiliki oleh pustakawan ketika dipadukan dengan ilmu
perpustakaan yang diperoleh pustakawan baik melalui pendidikan tinggi, maupun
pelatihan kepustakawanan diharapkan dapat merealisasikan tuntutan masyarakat
terhadap keberhasilan tugas, fungsi, dan tujuan perpustakaan.
Tugas
utama tenaga perpustakaan adalah memberikan layanan prima terhadap pemustaka,
menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif, memberikan keteladanan dan
menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan Bab VII Pasal 32).
Dari
pengertian di atas, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi sebagai dasar
perlunya keterampilan sosial direalisasikan dalam perpustakaan yaitu:
1. Pustakawan
perlu melakukan layanan secara prima. Layanan prima dapat juga dikatakan
sebagai layanan yang berkualitas yang hasil akhirnya adalah kepuasan pemustaka
ketika memanfaatkan layanan yang ada di perpustakaan. Keberhasilan pustakawan
dalam merealisasikan layanan prima terhadap pemustaka hanya akan berhasil jika
pustakawan atau tenaga perpustakaan memiliki dan melaksanakan keterampilan
sosial.
2. Pustakawan
perlu menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif, yang berarti pustakawan
harus dapat menjadikan perpustakaan untuk semua kalangan. Misalnya, bagi
kalangan akademisi, pustakawan dapat menjadikan perpustakaan sebagai sarana
keberhasilan proses pembelajaran, proses penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat dengan keterampilan sosial yang dimilikinya. Bagi kalangan politisi,
pustakawan dapat menjadikan perpustakaan sebagai sumber literatur untuk belajar
berdemokrasi, belajar mengemukakan pendapat, belajar berpolitik secara cerdas
dengan keterampilan sosial yang dimiliki, begitu seterusnya hingga semua
kalangan dapat memanfaatkan perpustakaan secara baik dan benar dengan
keterampilan sosial yang dimiliki oleh pustakawan.
3. Pustakawan
perlu memberikan keteladanan, menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pustakawan perlu memberikan keteladanan
kepada siapa saja. Keteladanan yang dimaksud dapat berupa perbuatan, tingkah
laku, sifat, termasuk kinerjanya. Menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya juga diperlukan untuk merealisasikan
pustakawan yang profesional. Keberhasilan pustakawan merealisasikan menjaga
nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,
termasuk memberikan keteladanan hanya akan berhasil jika pustakawan tersebut
menerapkan keterampilan sosial.
Kurangnya
pemahaman pustakawan terhadap pentingnya merealisasi keterampilan sosial dalam
semua jenis perpustakaan (Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum,
Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan
Khusus) merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia kepustakawanan.
Proses keberhasilan pengelolaan perpustakaan hanya disesuaikan dengan kemampuan
dan cara-cara yang sesuai dengan kemampuan pustakawan yang bertugas pada
perpustakaan tersebut. Idealnya, harus di barengi dengan kemampuan pustakawan
melakukan keterampilan sosial.
Keterampilan
sosial perlu diterapkan pada semua jenis perpustakaan. Keberhasilan pustakawan
dalam menerapkan keterampilan sosial akan menguntungkan pemustaka dalam
memanfaatkan semua layanan yang disiapkan oleh perpustakaan. Secara umum, fungsi
keterampilan sosial di perpustakaan meliputi:
1.
Fungsi
keterampilan sosial untuk menyukseskan kinerja perpustakaan.
Tujuan
utama perpustakaan adalah untuk mencerdasakan kehidupan bangsa. Mencerdaskan
kehidupan bangsa hanya akan terealisasi jika pustakawan memiliki kinerja yang
sesuai dengan tuntutan zaman. Hasil kinerja pustakawan akan menjadi budaya
kerja perpustakaan yang dicari oleh pemustaka. Pustakawan perlu meningkatkan
kinerjanya dengan menambahakan keterampilan sosial untuk memberikan yang
terbaik bagi pemustaka sehingga kinerja perpustakaan dapat terealisasi. Kinerja
perpustakaan akan menjadi sarana utama untuk memajukan perpustakaan.
2.
Fungsi
keterampilan sosial bagi pemustaka.
Pemustaka selalu mengharapkan layanan
yang diberikan oleh pustakawan adalah layanan yang berkualitas/prima. Layanan
berkualitas tersebut hanya akan terwujud jika pustakawan menerapkan
keterampilan sosial. Bagi pemustaka, pustakawan yang menerapkan keterampilan
sosial tentu memiliki keistimewaan yang dapat menciptakan kepuasan layanan
perpustakaan bagi setiap pemustaka. Kepuasan itu bisa terealisasi karena sumber
informasi yang dicari ditemukan, layanan sirkulasi yang cepat, pengurusan kartu
anggota perpustakaan yang sesuai dengan prosedur, pengurusan berkas-berkas
lainnya yang tidak perlu menunggu lama, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyangkut
peraturan perpustakaan yang tidak memberatkan misalnya, tata tertib, peraturan
penyetoran hasil tugas akhir, dan lain-lain. Fungsi lainnya adalah pemustaka
memiliki budaya gemar membaca sehingga prestasinya meningkat.
3.
Fungsi
keterampilan sosial bagi pustakawan.
Bagi
pustakawan keterampilan sosial merupakan “alat” yang harus dikuasai oleh
pustakawan. Kemampuan pustakawan menerapkan keterampilan sosial berarti
pustakawan telah melakukan tugasnya dengan baik dan benar. Pustakawan juga
mampu memberikan proses layanan yang maksimal, mampu memberikan yang terbaik
terhadap pemustaka dengan cara menyiapkan semua sumber-sumber informasi yang
menujang profesi pemustaka. Intinya, dengan keterampilan sosial akan menjadikan
perpustakaan akan berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat.
4.
Fungsi
keterampilan sosial bagi kepala perpustakaan.
Bagi
kepala perpustakaan, dengan keterampilan sosial, mampu merealisasikan
tugas-tugas kepala perpustakaan dengan mudah, mampu merealisasikan
fungsi-fungsi manajemen dalam perpustakaan secara benar, dan mampu
mengembangkan perpustakaan sesuai dengan visi dan misi perpustakaan. Ini
berarti, keterampilan sosial menjadi alat yang membantu realisasi dari
tugas-tugas kepala perpustakaan sehingga perpustakaan dapat berjalan sesuai
dengan tujuannya.
5.
Fungsi
keterampilan sosial bagi lembaga induk perpustakaan.
Bagi
lembaga induk perpustakaan ketika di perpustakaan menerapkan keterampilan
sosial maka akan menjadikan perpustakaan:
a. Perpustakaan
akan menjadi pusat perhatian karena tugas, fungsi, dan tujuan perpustakaan
telah terlaksana dengan sebaik-baiknya
b.
Lembaga
induk akan menjadi pendukung perpustakaan untuk menjadi lebih besar.
c. Pustakawan
akan menjadi sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tetap memberikan
layanan yang berkualitas dan sumber informasi yang selengkap-lengkapnya.
d. Lembaga
induk akan memberikan apresiasi dan perhatian yang cukup termasuk pendanaan
yang sesuai ketentuan.
e.
Status
kelembagaan yang sesuai harapan dan tercapai misi dan visinya.
Pustakawan
yang menerapkan keterampilan sosial dalam mengelola perpustakaan diharapkan
akan memiliki kemampuan untuk mewujudkan fungsi perpustakaan sebagai wahana
belajar sepanjang hayat, mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar