Rabu, 24 Mei 2017

PERLUNYA KETERAMPILAN SOSIAL DI PERPUSTAKAAN



PERLUNYA KETERAMPILAN SOSIAL DI PERPUSTAKAAN

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Ahli Madya Unhas)

Tulisan ini untuk memberi gambaran tentang perlunya keterampilan sosial di perpustakaan. Keterampilan sosial bagi pustakawan adalah kemampuan pustakawan untuk merealisasikan tugas-tugas kepustakawanan sehingga masyarakat atau pemustaka dapat merasakan dampak positif dari kinerja pustakawan tersebut. Keterampilan sosial yang dimiliki oleh pustakawan ketika dipadukan dengan ilmu perpustakaan yang diperoleh pustakawan baik melalui pendidikan tinggi, maupun pelatihan kepustakawanan diharapkan dapat merealisasikan tuntutan masyarakat terhadap keberhasilan tugas, fungsi, dan tujuan perpustakaan.

Tugas utama tenaga perpustakaan adalah memberikan layanan prima terhadap pemustaka, menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif, memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Bab VII Pasal 32).

Dari pengertian di atas, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi sebagai dasar perlunya keterampilan sosial direalisasikan dalam perpustakaan yaitu:
1.     Pustakawan perlu melakukan layanan secara prima. Layanan prima dapat juga dikatakan sebagai layanan yang berkualitas yang hasil akhirnya adalah kepuasan pemustaka ketika memanfaatkan layanan yang ada di perpustakaan. Keberhasilan pustakawan dalam merealisasikan layanan prima terhadap pemustaka hanya akan berhasil jika pustakawan atau tenaga perpustakaan memiliki dan melaksanakan keterampilan sosial.
2.   Pustakawan perlu menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif, yang berarti pustakawan harus dapat menjadikan perpustakaan untuk semua kalangan. Misalnya, bagi kalangan akademisi, pustakawan dapat menjadikan perpustakaan sebagai sarana keberhasilan proses pembelajaran, proses penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan keterampilan sosial yang dimilikinya. Bagi kalangan politisi, pustakawan dapat menjadikan perpustakaan sebagai sumber literatur untuk belajar berdemokrasi, belajar mengemukakan pendapat, belajar berpolitik secara cerdas dengan keterampilan sosial yang dimiliki, begitu seterusnya hingga semua kalangan dapat memanfaatkan perpustakaan secara baik dan benar dengan keterampilan sosial yang dimiliki oleh pustakawan.
3.   Pustakawan perlu memberikan keteladanan, menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pustakawan perlu memberikan keteladanan kepada siapa saja. Keteladanan yang dimaksud dapat berupa perbuatan, tingkah laku, sifat, termasuk kinerjanya. Menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya juga diperlukan untuk merealisasikan pustakawan yang profesional. Keberhasilan pustakawan merealisasikan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, termasuk memberikan keteladanan hanya akan berhasil jika pustakawan tersebut menerapkan keterampilan sosial.

Kurangnya pemahaman pustakawan terhadap pentingnya merealisasi keterampilan sosial dalam semua jenis perpustakaan (Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Khusus) merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia kepustakawanan. Proses keberhasilan pengelolaan perpustakaan hanya disesuaikan dengan kemampuan dan cara-cara yang sesuai dengan kemampuan pustakawan yang bertugas pada perpustakaan tersebut. Idealnya, harus di barengi dengan kemampuan pustakawan melakukan keterampilan sosial.

Keterampilan sosial perlu diterapkan pada semua jenis perpustakaan. Keberhasilan pustakawan dalam menerapkan keterampilan sosial akan menguntungkan pemustaka dalam memanfaatkan semua layanan yang disiapkan oleh perpustakaan. Secara umum, fungsi keterampilan sosial di perpustakaan meliputi:
1.        Fungsi keterampilan sosial untuk menyukseskan kinerja perpustakaan.
Tujuan utama perpustakaan adalah untuk mencerdasakan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa hanya akan terealisasi jika pustakawan memiliki kinerja yang sesuai dengan tuntutan zaman. Hasil kinerja pustakawan akan menjadi budaya kerja perpustakaan yang dicari oleh pemustaka. Pustakawan perlu meningkatkan kinerjanya dengan menambahakan keterampilan sosial untuk memberikan yang terbaik bagi pemustaka sehingga kinerja perpustakaan dapat terealisasi. Kinerja perpustakaan akan menjadi sarana utama untuk memajukan perpustakaan.
2.        Fungsi keterampilan sosial bagi pemustaka.
Pemustaka selalu mengharapkan layanan yang diberikan oleh pustakawan adalah layanan yang berkualitas/prima. Layanan berkualitas tersebut hanya akan terwujud jika pustakawan menerapkan keterampilan sosial. Bagi pemustaka, pustakawan yang menerapkan keterampilan sosial tentu memiliki keistimewaan yang dapat menciptakan kepuasan layanan perpustakaan bagi setiap pemustaka. Kepuasan itu bisa terealisasi karena sumber informasi yang dicari ditemukan, layanan sirkulasi yang cepat, pengurusan kartu anggota perpustakaan yang sesuai dengan prosedur, pengurusan berkas-berkas lainnya yang tidak perlu menunggu lama, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyangkut peraturan perpustakaan yang tidak memberatkan misalnya, tata tertib, peraturan penyetoran hasil tugas akhir, dan lain-lain. Fungsi lainnya adalah pemustaka memiliki budaya gemar membaca sehingga prestasinya meningkat.
3.        Fungsi keterampilan sosial bagi pustakawan.
Bagi pustakawan keterampilan sosial merupakan “alat” yang harus dikuasai oleh pustakawan. Kemampuan pustakawan menerapkan keterampilan sosial berarti pustakawan telah melakukan tugasnya dengan baik dan benar. Pustakawan juga mampu memberikan proses layanan yang maksimal, mampu memberikan yang terbaik terhadap pemustaka dengan cara menyiapkan semua sumber-sumber informasi yang menujang profesi pemustaka. Intinya, dengan keterampilan sosial akan menjadikan perpustakaan akan berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat.
4.        Fungsi keterampilan sosial bagi kepala perpustakaan.
Bagi kepala perpustakaan, dengan keterampilan sosial, mampu merealisasikan tugas-tugas kepala perpustakaan dengan mudah, mampu merealisasikan fungsi-fungsi manajemen dalam perpustakaan secara benar, dan mampu mengembangkan perpustakaan sesuai dengan visi dan misi perpustakaan. Ini berarti, keterampilan sosial menjadi alat yang membantu realisasi dari tugas-tugas kepala perpustakaan sehingga perpustakaan dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
5.        Fungsi keterampilan sosial bagi lembaga induk perpustakaan.
Bagi lembaga induk perpustakaan ketika di perpustakaan menerapkan keterampilan sosial maka akan menjadikan perpustakaan:
a.    Perpustakaan akan menjadi pusat perhatian karena tugas, fungsi, dan tujuan perpustakaan telah terlaksana dengan sebaik-baiknya
b.       Lembaga induk akan menjadi pendukung perpustakaan untuk menjadi lebih besar.
c.  Pustakawan akan menjadi sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tetap memberikan layanan yang berkualitas dan sumber informasi yang selengkap-lengkapnya.
d.    Lembaga induk akan memberikan apresiasi dan perhatian yang cukup termasuk pendanaan yang sesuai ketentuan.
e.      Status kelembagaan yang sesuai harapan dan tercapai misi dan visinya.

Pustakawan yang menerapkan keterampilan sosial dalam mengelola perpustakaan diharapkan akan memiliki kemampuan untuk mewujudkan fungsi perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat, mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar