Kamis, 03 Agustus 2023

PENYIMPANAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN

 PENYIMPANAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN

 Oleh:

Iskandar

(Pustakawan Ahli Madya Universitas Hasanuddin)

 

Beberapa waktu yang lalu, saya ditanya terkait bagaimana penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan. Tulisan singkat ini merupakan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Pekerjaan atau kegiatan penyimpanan dan pelestaraian bahan pustaka dilakukan oleh pustakawan dengan memperhatikan intensitas pemanfaatan koleksi. Semakin banyak koleksi yang digunakan oleh pemustaka maka semakin banyak koleksi yang disimpan kembali ke rak karena pada prinsipnya, koleksi yang sudah dibaca oleh pemustaka, koleksi tersebut diletakkan di meja baca, pustakawanlah yang mengembalikannya ke rak. Untuk pelestarian bahan pustaka dilakukan sesuai dengan kondisi koleksi. Jika koleksi tersebut rusak maka proses pelestarian koleksi segera dilakukan.

 Penyimpanan koleksi berhubungan dengan pelestarian koleksi, semakin banyak koleksi tersebut terbaca atau terpakai semakin cepat koleksi tersebut mengalami kerusakan. Untuk itu, pemeliharaan koleksi harus dilakukan secara bersinambungan, tepat, dan sesuai dengan kerusakan koleksi. Hal ini diperlukan agar koleksi yang ada di dalam perpustakaan dapat menjadi awet dan rapi.

 Penyimpanan dan pelestarian koleksi sangat ditentukan oleh kelembaban suhu dan penempatan buku pada rak, pengaruh debu, dan penggunaan cahaya. Pustakawan harus memahami tata cara penyimpanan koleksi dan solusi yang harus dilakukan jika koleksi tersebut mengalami kerusakan. Semakin cepat kerusakan tersebut ditangani, semakin kecil dampak yang terjadi, dan semakin memberi manfaat koleksi tersebut dapat dilayankan.

 Pekerjaan atau kegiatan penyimpanan dan pelestarian yang dapat dilakukan oleh pustakawan meliputi:

  1. Identifikasi bahan pustaka adalah memilih bahan pustaka yang perlu dilestarikan, dirawat atau direproduksi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan;
  2. Mengelola jajaran bahan pustaka (shelving) adalah kegiatan penempatan dan penyusunan kembali bahan pustaka pada rak berdasarkan nomor panggil buku, abjad judul, atau sejenisnya (termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan stock opname);
  3. Merawat bahan pustaka adalah kegiatan memelihara bahan pustaka melalui tindakan pencegahan sebelum bahan pustaka mengalami kerusakan dan penanganan terhadap bahan pustaka yang mengalami kerusakan, antara lain melalui tindakan fumigasi, laminasi, enkapsulasi, penjilidan, dan lain-lain;
  4. Mereproduksi bahan pustaka adalah kegiatan mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pengalihan bahan pustaka ke dalam media yang sejenis atau ke bentuk lain, seperti bentuk elektronik melalui pemindaian (scanning).

Pekerjaan atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk menjaga keteraturan penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk memudahkan penemuan kembali, memperkecil kerusakan, dan memperpanjang usia bahan pustaka. Kegiatan ini mencakup:

1.      menata,

2.      melindungi,

3.      merawat,

4.      memelihara, dan

5.    mengawetkan atau memproduksi kembali bahan pustaka atau koleksi Perpustakaan.

 

Setiap Perpustakaan harus melaksanakan pelestarian koleksinya minimal melaksanakan pemeliharaan sederhana agar koleksinya selalu tersedia dalam keadaan baik dan siap pakai. Salah satu dampak nyata pada pelestarian selama penyimpanan jangka panjang bahan pustaka adalah tingkat suhu dan kelembaban nisbi. Penemuan ilmiah menunjukkan bahwa rendahnya suhu penyimpanan dan kelembaban udara membuat bahan kertas tidak dapat mempertahankan kekuatan fisiknya. Kondisi yang sesuai untuk ruang penyimpanan berkisar antara 16 sampai 21 derajat Celcius dan untuk kelembaban berkisar antara 40-60%.

 

Keadaan lingkungan di semua daerah supaya secara teratur diperiksa dengan alat rekam hidrotermograf, namun bila tidak ada pengatur suhu ruangan maka tindakan sederhana yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk membatasi suhu dan kelembaban yang berlebihan, yaitu:

  1. Menjamin peredaran udara yang baik dengan penggunaan kipas angin dan jendela, namun perlu dijaga kebersihannya karena debu bawaan udara selain merusak fisik juga pencemaran udara bentuk gas yang menimbulkan keasaman pada kertas.
  2. Menggunakan alat pengering udara untuk mengurangi kelembaban ditempat  penyimpanan buku, hal ini mengingat fluktuasi suhu dan kelembaban yang besar yang sering terjadi akan berakibat mudah rusaknya buku. Untuk itu, harus dihindari adanya fluktuasi suhu dan kelembaban tersebut.
  3. Menggunakan metode penyekatan untuk mengurangi panas dan tirai untuk mencegah cahaya langsung matahari karena cahaya matahari yang mengeluarkan cahaya ultra violet dengan gelombang tinggi bersifat merusak sehingga harus dijaga serendah mungkin tingkat cahaya yang masuk dalam ruangan.
  4. Merawat gedung dan seluruh ruangannya dengan baik untuk mencegah uap air selama musim hujan dan untuk bangunan gedung perpustakaan seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan pengawetan.

Inti perawatan bahan pustaka dengan melakukan tindakan:

  1. Pencegahan sebelum bahan pustaka mengalami kerusakan.
  2. Penanganan terhadap bahan pustaka yang mengalami kerusakan, antara lain melalui tindakan fumigasi, laminasi, enkapsulasi, penjilidan, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar