Senin, 20 Januari 2020

LAYANAN PERPUSTAKAAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


LAYANAN PERPUSTAKAAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Ahli Madya Universitas Hasanuddin)

            Tulisan singkat ini memberi gambaran perlunya bagian Layanan di Perpustakaan mereformasi diri untuk menyesuaikan dengan era revolusi industri 4.0.

        Layanan perpustakaan harus dapat berbenah untuk untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang membawa perubahan besar pada banyaknya permintaan informasi dengan keinginan yang tepat, cepat, dan akses di mana saja. Permintaan tersebut dapat dipenuhi oleh pustakawan dengan merealisasikan konsep perpustakaan digital.

         Jenis-jenis layanan perpustakaan berbasis web (siber) yang dapat dikembangkan untuk mendukung revolusi industry 4.0 adalah:
  1. Jurnal elektronik (e-Journal): biasa dikenal dengan sebutan e-journals. Jurnal disini merupakan jurnal yang diterbitkan khusus dalam bentuk elektronik maupun jurnal tercetak yang kemudian diterbitkan juga versi elektroniknya.
  2. Buku elektonik (ebook): biasa dikenal dengan sebutan e-books. Buku elektronik seperti halnya jurnal elektronik ada yang terbit hanya berupa versi elektronik maupun versi tercetak yangditerbitkan juga dalam versi elektronik
  3. Basis data naskah lengkap (Online Fulltext Database): secara umum dikenal sebagai aggregated databases. Sumber daya elektronik berbentuk basis data lengkap agregasi ini biasanya menyediakan sumber daya elektronik berbagai jenis (e-journal, e-book, e-proceeding, e-paper, dll) dalam satu wadah, yang diperoleh dari satu atau lebih penerbit atau penyedia konten elektronik. PROQUEST & EBSCO adalah salah satu contoh bentuk database agregasi.
  4. Basis data indeks dan abstrak: Selain berbentuk naskah lengkap, beberapa sumber daya    
    elektronik juga ditampilkan hanya dalam bentuk indeks atau abstrak saja. Sebagai contoh model sumber daya elektronik ini adalah produk SCOPUS dan Proquest Abstract.
  5. Basis data referensi (biografi, kamus, direktori, ensiklopedi, dsbnya): merupakan satu bentuk sumber daya elektronik yang menampilkan informasi berupa biografi, kamus, ensiklopedi dan sejenisnya. Salah satu contoh dari sumber daya elektronik ini adalah BRITANNICA ONLINE.  Gale Reference
  6. Basis data statistik dan angka (Dataset) : merupakan sumber daya elektronik yang menyediakan berbagai data berupa data statistik dan angka. Biasanya berupa data-data perusahaan, data perekonomian, data statistik lainnya. Contoh dari sumber daya informasi ini adalah OSIRIS, CEIC Data, BPS Database, IMF Statistics, dan Worldbank Databases.
  7. Gambar Elektronik: merupakan satu sumber daya elektronik yang menyediakan berbagai gambar. Saat ini sudah banyak media yang menyediakan gambar elektronik baik yang berbayar ataupun tidak. Getty Images, Google Images, Flickr, Instagram, IStock Photo, Shutter Stock dan sejenisnya adalah contoh dari sumber daya gambar elektronik ini.
  8. Sumber daya audio/visual elektronik: merupakan sumber daya elektronik dalam bentuk audio visual misal film, music, documenter, dan sejenisnya.                  
    Contoh dari sumber daya elektronik bentuk ini adalah Alexander Street Press, IMDB,  Youtube, dan iTunes.
  9. Repository digital: merupakan tempat menyimpan seluruh hasil karya yang dimiliki oleh perpustakaan dalam bentuk digital misalnya, jurnal, karya ilmiah (laporan, skripsi, tesis, dan disertasi), dan karya-karya langka (local content).
  10. Perpustakaan berbasis android (mobile) dan inovasi baru lainnya seperti Perpustakaan dalam game, Go-Library, Go-referens, dan lain-lain.
            Layanan perpustakaan era revolusi industri 4.0 menuntut perpustakaan untuk menawarkan kemudahan bagi pemustaka dalam mengakses sumber informasi elektronik/digital dengan peralatan yang canggih dan waktu yang tidak terbatas. Untuk itu, perpustakan harus:
  1. Memiliki bahan atau koleksi yang memadai dan sesuai perkembangan informasi dan teknologi.
  2. Menyiapkan pustakawan yang siap mental, keahlian teknologi, intelektual, dan sumber daya manusia yang mendukung dan mengikuti perkembangan.
  3. Siap bertrasformasi terkait bidang kompetensi, keprofesionalan, keterampilan sosial, karya inovatif, wawasan, dan pendidikan berkelanjutan.
  4. Memiliki anggaran yang cukup
  5. Mendukung penerapan manajemen perpustakaan era revolusi industri 4.0.
  6. Harus mampu memberi pengalaman baru bagi pemustakanya dengan sistem yang baru pula.
  7. Mampu berkolaborasi dengan semua stakeholder.
           Layanan perpustakaan era revolusi industry 4.0 pada prinsipnya menuntut pustakawan harus mampu melayani dengan memberi informasi dan solusi. Ini artinya, pustakawan harus dapat menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan menguasai teknologi digital, mampu menemukan akar masalah dan memberi solusinya, mampu melahirkan inovasi baru, dapat berkomunikasi dengan pemustaka, serta mampu memberi informasi berdasarkan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan. Hal esensi yang sangat perlu diperhatikan oleh pustakawan yang bertugas di bagian layanan adalah etika layanan.

Sumber bacaan:
Imam Budi Prasetiawan, “Ketersediaan Koleksi Perpustakaan dalam Mendukung Program Civitas Academica.” Presentasi yang disampaikan pada Rapat Koordinasi  Pengembangan Koleksi Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di  Hotel Swiss-Bellin, Jakarta, 23-23 Juli 2019.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar