Rabu, 08 Januari 2020

STRATEGI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN BERBASIS REVOLUSI INDUSTRI 4.0


STRATEGI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN BERBASIS REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Ahli Madya Universitas Hasanuddin)

Tulisan singkat ini mencoba memberi gambaran tentang strategi pengembangan perpustakaan berbasis revolusi industri 4.0.

Strategi pengembangan perpustakaan berbasis revolusi industri 4.0 perlu dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh setiap pustakawan termasuk pihak pengambil kebijakan (pimpinan atau kepala perpustakaan) agar tuntutan terhadap kemajuan perpustakaan dapat direalisasikan. Strategi itu dapat dirinci sebagai berikut:

a.    Melakukan Pengembangan Koleksi Berbasis Teknologi Informasi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara:
  1. Melakukan pengembangan koleksi berbasis teknologi informasi dapat dilakukan dengan berprinsip pada penggunaan teknologi dalam menetapkan dan koordinasi terhadap kebijakan seleksi, penilaian terhadap kebutuhan pemustaka dan pengguna potensial, kajian penggunaan koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan untuk bekerja sama, pemeliharaan koleksi, dan penyiangan
  2. Pengembangan koleksi yang berhubungan dengan pembelian koleksi lebih diarahkan kepada koleksi digital seperti e-book, e-journal atau koleksi multimedia. Alasannya karena pengembangan perpustakaan berbasis revolusi industri 4.0 membutuhkan koleksi digital sebagai koleksi yang berbasis teknologi
  3. Koleksi digital harus diseleksi, diperoleh, diorganisasi, dibuat tersedia, dan dipelihara. Pelayanan digital harus direncanakan, diimplementasikan, dan didukung, termasuk penyediaan komputer sebagai alat bacanya.
 b.    Melakukan Pembenahan Tata Ruang Perpustakaan. Alasan strategi pembenahan tata ruang perpustakaan adalah:
  1. Tata ruang yang ditata dengan baik akan memberikan kemudahan kepada pemustaka dan staf perpustakaan, memudahkan pengawasan,  perlu pembenahan agar menarik dan menyenangkan bagi pemustaka  sesuai dengan prinsip-prinsip perpustakaan dan kebutuhan pemustaka
  2. Perlu penempatan pustakawan dan OPAC (Online Public Access Catalog) untuk memberi bantuan penggunaan, penelusuran, dan juga berfungsi sebagai pustakawan yang bertugas mengawasi dan memberi sosialisasi terhadap pemanfaatan koleksi perpustakaan berbasis teknologi informasi agar dapat dimanfaatkan oleh pemustaka dengan sebaik-baiknya
  3. Penggunaan fasilitas teknologi informasi untuk memudahkan pemustaka dalam menelusur sendiri, memesan artikel digital, dan memprint hasil penelusuran yang telah diperoleh. Untuk itu, pengidentifikasian dan penyebarluasan sumber daya informasi dapat dilakukan oleh pustakawan yang ditugaskan khusus untuk itu
 c.    Memperbaiki Pelayanan Teknis dan Pelayanan Pemustaka. Alasan perlunya memperbaiki pelayanan teknis dan pelayanan pemustaka adalah:
  1. Pelayanan teknis berfungsi sebagai dapur perpustakaan sedangkan pelayanan pemustaka (pengguna) juga merupakan hal yang terpenting dalam perpustakaan
  2. Kegiatan pelayanan teknis dan pelayanan pemustaka dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh penggunaan teknologi informasi dan dilakukan secara berkesinambungan
  3. Pendistribusian wewenang yang lebih penuh pada pelayanan teknis dan penyediaan peralatan termasuk teknologi informasi juga harus memadai
  4. Pada pelayanan pemustaka, perlu dikembangkan pelayanan yang berbasis teknologi informasi. Penggunaan komputer pada bagian layanan teknis dan layanan pemustaka perlu dipertimbangkan jika menguntungkan pihak perpustakaan karena keberhasilan pelayanan teknis dan pelayanan pemustaka karena dukungan teknologi informasi
 d.   Menerapkan Sistem Otomasi Perpustakaan. Alasan perlunya penerapan sistem otomasi perpustakaan adalah:
  1. Digital perpustakaan merupakan komputerisasi kegiatan rutin dan operasi sistem kerumahtanggaan perpustakaan (housekeeping) yang mencakup pengadaan, pengatalogan, katalog online (OPAC), pengawasan sirkulasi & serial serta kegiatan-kegiatan kepustakawanan, misalnya sistem pengadaan terotomasi, pembuatan daftar buku dan serial yang akan dibeli atau dilanggan, pengecekan penerimaan, permintaan terhadap artikel-artikel jurnal yang tidak dimiliki perpustakaan dan meningkatnya pelayanan antar perpustakaan (interlibrary loan)
  2. Dengan otomasi perpustakaan maka semua kegiatan perpustakaan mencakup pengadaan, pengkatalogan, pengawasan sirkulasi, dan pengawasan serial dapat dipantau dan dapat diketahui dengan cepat, sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan.
 e. Memperkuat Jaringan Informasi. Alasan perlunya memperkuat jaringan informasi adalah:
  1. Dengan memperkuat jaringan informasi merupakan modal utama bagi pustakawan
  2. Pustakawan harus menerima tanggung jawab dan berintegrasi dengan lingkungan jaringan informasi
  3. Pustakawan harus mengambil inisiatif untuk mengorganisasi dan mengakses lebih baik apa yang terdapat atau yang dapat diperoleh dari internet
  4. Perubahan yang terjadi di lingkungan perpustakaan adalah dengan mengelola inovasi teknologi yang membanjiri perpustakaan dan dunia jaringan informasi
  5. Jaringan informasi merupakan infrastruktur yang harus disediakan dan perlu dikembangkan di dalam perpustakaan demi terlaksananya teknologi informasi yang mendukung terealisasinya revolusi industri 4.0 di perpustakaan
f. Pembelian Sumber Daya Fisik Perpustakaan. Alasan perlunya pembelian sumber daya fisik perpustakaan adalah:
  1. Dengan strategi pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi di perpustakaan dengan fokus pada pendanaan khususnya pada pembelian sumber daya fisik perpustakaan yang meliputi, pembelian komputer PC, pembiayaan fotokopi, perbaikan sarana dan prasarana perpustakaan, pembelian buku-buku dan bahan-bahan pengajaran lainnya, termasuk koleksi e-book dan e-journal
  2. Pembelian sumber daya fisik perpustakaan juga diperlukan pada suatu sistem operasi antara lain, bahan-bahan habis pakai seperti kertas, tinta printer, daya listrik, furnitur, serta mesin-mesin dan peralatan lainnya yang mendukung keberhasilan layanan perpustakaan berbasis revolusi industri 4.0.
  3. Strategi pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi di Perpustakaan, dengan fokus pada pendanaan khususnya pada pembelian sumber daya fisik harus ditetapkan dengan jelas
  4. Sumber dana Perpustakaan bersumber dari lembaga induknya atau bersumber dari selain lembaga induk
  5. Pimpinan perpustakaan kemudian menetapkan anggaran belanja Perpustakaan yang akan digunakan untuk pembelian sumber daya fisik perpustakaan yang meliputi, pembelian komputer PC.
  6. Perlu diketahui dan diperhatikan bahwa teknologi perangkat keras (komputer PC) makin cepat usang, biasanya paling lama lima tahun. Oleh karena itu, pemeliharaan perangkat keras harus dilakukan secara berkelanjutan agar perangkat keras tersebut dapat dimanfaatkan pemustaka untuk mengakses sumber-sumber informasi sesuai dengan kebutuhannya dengan cepat, tepat, dan sesuai dengan keinginan. Sebagai contoh, Perpustakaan yang menyediakan delapan unit komputer PC, harus mengalokasikan anggaran pembelian PC sebanyak minimal tiga komputer PC setiap tahun
 g. Biaya Pemeliharaan dan Pengoperasian Sistem. Alasan perlunya biaya pemeliharaan dan pengoperasian sistem adalah:
  1. Dengan strategi pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi di perpustakaan, dengan fokus pada pendanaan khususnya pada biaya pemeliharaan dan pengoperasian sistem pada perpustakaan sangat diperlukan
  2. Idealnya, suatu sistem dioperasikan sesuai anggaran biaya yang tersedia. Jika biaya yang tersedia terbatas maka jenis, kualitas, dan jumlah luarannya juga terbatas.
  3. Biaya pemeliharaan dan pengoperasian sistem perlu disiapkan mengingat bahwa teknologi perangkat keras komputer cepat usang sehingga biaya pemeliharaan perangkat keras komputer tersebut perlu dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
  4. Dengan pembiayaan untuk pemeliharaan dan pengoperasian sistem maka data bibliografis, indeks, abstrak, dan katalog, terawat dan terjaga termasuk semua file yang berhubungan dengan sistem teknologi informasi perpustakaan yang meliputi file peminjam, file transaksi, file bahan pustaka, dan file anggaran.
  5. Dengan anggaran pemeliharaan dan pengoperasian sistem diharapkan kepuasan pemustaka terhadap kinerja perpustakaan dapat terealisasi.
h. SDM (Sumber Daya Manusia) untuk Pengoperasian Sistem. Alasan perlunya SDM untuk pengoperasian sistem adalah:
  1. Dengan strategi pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi di perpustakaan, dengan fokus pada SDM (Sumber Daya Manusia) untuk pengoperasian sistem perlu direalisasikan
  2. Diharapkan dengan membaca, pustakawan dapat memahami cara mengoperasikan sistem komputer, cara kerja printer, bluetooth dan semua yang berhubungan dengan teknologi informasi.
  3. Pengoperasian sistem memerlukan SDM pustakawan yang handal. Pengetahuan itu diperoleh bisa dengan latihan, belajar, atau dengan kursus.
  4. Pustakawan perlu menguasai tata cara pengoperasian sistem komputerisasi perpustakaan atau teknologi informasi agar dapat memberikan layanan yang berkualitas/prima
i. Mengelola dan Merencanakan Sistem Teknologi Informasi. Alasan perlunya mengelola dan merencanakan sistem teknologi informasi adalah:
  1. Pengelolaan dan perencanaan sistem teknologi informasi SDM yang khusus mengelola dan merencanakan sistem teknologi informasi perlu diperlakukan istimewa. Alasannya, karena kegagalan penggunaan suatu sistem terotomasi pada umumnya karena ketidakmampuan perpustakaan untuk memilih SDM yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup sistem berbasis teknologi informasi yang ada di perpustakaan.
  2. Pustakawan yang menguasai cara mengelola dan merencanakan sistem teknologi informasi untuk diterapkan di perpustakaan adalah pustakawan yang memiliki SDM yang dapat diandalkan.
  3. Pustakawan yang mampu menangani koleksi berbasis teknologi informasi (digital) adalah pustakawan yang memiliki SDM yang mampu mengelola dan merencanakan sistem teknologi informasi.
  4. Tugas utama pustakawan adalah mengelola dan merencanakan sistem teknologi informasi agar berjalan sesuai harapan pemustaka. Jadi, seluruh sistem atau komponen hasil teknologi informasi yang diterapkan di perpustakaan harus dapat dikelola dengan baik oleh pustakawan
  5. Kemampuan dalam mengelola dan merencanakan sistem teknologi informasi merupakan kelebihan pustakawan yang dapat membuat layanan perpustakaan menjadi terlaksana sesuai harapan pemustaka.
j. Memelihara Mesin dan Peralatan. Alasan perlunya memeliara mesin dan peralatan adalah:
  1. Perlu dengan fokus pada pengelolaan dan perencanaan sistem teknologi informasi SDM yang khusus memelihara mesin dan peralatan
  2. Memelihara mesin dan peralatan perlu dilakukan agar semua sarana dan prasarana dapat lebih awet dan tahan lama.
  3. Pustakawan perlu memelihara semua mesin dan peralatan termasuk koleksi dalam bentuk kertas. Mulai dari bentuk kertas sampai bentuk elektronik atau digital harus dipelihara dan dijaga dengan baik.
  4. Perpustakaan juga perlu memelihara sendiri situs web, layanan digital, memelihara sistem komputer, koleksi non buku, dan mesin serta peralatan lainnya termasuk printer, mesin fotokopi, kamera digital agar pemustaka dapat memanfaatkan perpustakaan dengan lebih baik sehingga terealisasi tujuan perpustakaan yaitu untuk pemenuhan informasi dan kepuasan pemustaka.
  5. Memelihara mesin dan peralatan diperlukan pustakawan untuk menjaga kelangsungan hidup perpustakaan.
 k. Permantap SDP (Sumber Daya Pustakawan). Pengembangan Sumber daya Pustakawan perlu dilakuan dengan cara:
  1. Kualifikasi pendidikan formal dan pelatihan kepustakawanan. Contoh: pelatihan teknis kepustakawan yaitu pelatihan yang berhubungan dengan ilmu perpustakaan spesifikasi dalam teknologi informasi, misalnya pelatihan pengelolaan koleksi berbasis web, pelatihan komputerisasi, pelatihan e-journal dan e-book, pelatihan digital koleksi
  2. Perencanaan Pengembangan SDP dengan tujuan untuk memenuhi kualitas SDM dengan memperhatikan perkembangan TIK (teknologi, informasi, dan komunikasi) sesuai kebutuhan perpustakaan berbasis revolusi industri 4.0.
 Pustakawan perlu mencari strategi yang mampu membawa perpustakaan menjadi ideal bagi pemustaka atau sesuai dengan tuntutan perkembangan revolusi industri 4.0. Contoh realisasi perpustakaan berbasis revolusi industri 4.0 adalah perpustakaan berbasis android; perpustakaan berbasis digital dalam hal pengembangan koleksi, pengolahan, dan sistem promosi perpustakaan; perpustakaan berbasis game; go-lib (sistem peminjaman dan pengembalian koleksi), go-referensi (pemberian jasa layanan berbasis teknologi); dan inovasi perpustakaan lainnya berbasis teknologi/mobile. Kreativitas pustakawan, inovasi, karya, dan kerja sama pustakawan dengan ahli teknologi akan membuat perpustakaan mampu merealisasikan perpustakaan minimal mendekati sempurna atau sesuai harapan pemustaka. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar