Senin, 29 Juni 2015

KUNJUNGAN KE PERPUSTAKAAN



KUNJUNGAN KE PERPUSTAKAAN 

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Madya Unhas)

Beberapa waktu yang lalu, saya ditunjuk sebagai penguji utama 1 pada ujian kualifikasi hasil penelitian tesis pada program pascasarjana ilmu perpustakaan dan informasi Islam di Makassar, dengan judul tesisnya, “Hubungan Kunjungan Peserta Didik ke Perpustakaan dengan Meningkatkan Prestasi Belajar di SMAN 12 Makassar (Studi Kasus Kelas XII IPA 5).

Awalnya, saya menyukai judul ini, alasannya judul ini menarik karena selama ini yang biasa saya baca adalah penelitian tentang hubungan minat baca dengan prestasi belajar, yang ini malah meneliti kunjungan ke perpustakaan terhadap prestasi belajar.

Setelah membaca seluruh isi tesis ini, saya menemukan beberapa kekurangan di dalamnya, misalnya saya tidak menemukan teori khusus yang membahas tentang kunjungan, olah data yang tidak teliti, tidak dilengkapi dengan data kuesioner, kemudian hipotesis yang tidak jelas.

Inti tulisan pendek ini adalah sedikit memberi gambaran tentang kunjungan pemustaka ke perpustakaan. Kunjungan yang dimaksud dalam penelitian di atas seharusnya adalah kunjungan ke perpustakaan untuk belajar, sehingga yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa atau peserta didik yang datang ke perpustakaan untuk belajar. Bukankah tujuan pemustaka datang ke perpustakaan bervariasi?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan ke perpustakaan misalnya:

  1. Faktor kebutuhan. Artinya, kunjungan ke perpustakaan adalah karena kebutuhan. Peserta didik butuh literatur, butuh informasi, butuh bahan penelitian, butuh bacaan yang terbaru, dan lain-lain
  2. Faktor tenaga kependidikan (dosen, guru). Artinya, kunjungan ke perpustakaan adalah karena guru atau dosen memberi tugas yang bahan-bahan penyelesaian tugas tersebut ada dalam perpustakaan, sehingga peserta didik pasti ke perpustakaan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ini juga merupakan salah satu solusi yang baik untuk mengajarkan peserta didik cinta kepada perpustakaan.
  3. Faktor promosi. Artinya, pustakawan kreatif dalam mempromosikan perpustakaan kepada pemustaka sehingga pemustaka tertarik, penasaran untuk mencari informasi atau pengetahuan sesuai dengan yang di promosikan tersebut. Ini adalah skill yang perlu dimiliki oleh setiap pustakawan. Bukankah promosi perpustakaan sangat berpengaruh terhadap daya tarik orang untuk mencobanya?
  4. Faktor inisiatif atau keinginan sendiri. Artinya, pemustaka memiliki keinginan sendiri untuk menjadikan perpustakaan sebagai sarana untuk menyelesaikan studi, sarana untuk meningkatkan prestasi belajar, dan sarana untuk menambah pengetahuan dan menguasai atau mengetahui perkembangan teknologi dan informasi.
  5. Faktor kegemaran atau hobby. Artinya, pemustaka memiliki kegemaran untuk menggunakan fasilitas perpustakaan misalnya internet, buku fiksi dan non fiksi, media elektronik lainnya, untuk keberhasilan studinya dan peningkatan kemampuannya dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan.
  6. Faktor efisensi. Artinya pemustaka memanfaatkan perpustakaan karena seluruh koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan gratis (free). Pemustaka menganggap dengan ke perpustakaan mereka dapat menghemat anggaran untuk pembelian buku, sehingga anggaran tersebut dapat mereka manfaatkan untuk keperluan lain yang lebih mendesak.
  7. Faktor lain, misalnya karena janjian, karena ingin sekedar berkunjung, ingin mencari hal-hal baru untuk ide-ide penelitian dan lain-lain.

 Kunjungan ke perpustakaan adalah mengunjungi perpustakaan untuk keperluan proses pembelajaran sehingga tugas kuliah atau tugas sekolah dapat terselesaikan, pengetahuan bertambah, dan hasil akhirnya, prestasi belajar meningkat. Kunjungan ke perpustakaan tentu sangat bermanfaat bila peserta didik mampu memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang ada di perpustakaan dengan baik dan benar. Perlu dipahami bahwa dengan mengunjungi perpustakaan maka diharapkan setiap pemustaka mampu menjadikan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran, sarana penelitian, sarana informasi, sarana rekreasi untuk kecerdasan, sarana pelestarian budaya, yang mampu menjadikan pemustaka menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, sehat, demokratis dan bertanggung jawab. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar