Senin, 01 Februari 2016

EMPOWERING DI PERPUSTAKAAN



EMPOWERING DI  PERPUSTAKAAN

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Madya Unhas)

Banyak pustakawan atau bahkan kepala perpustakaan yang belum memahami pentingnya menerapkan empowering di perpustakaan, sehingga perpustakaan menjadi kaku, lambat berkembang, dan tidak efektif di dalam mencapai tujuannya. Tulisan singkat ini menggambarkan pentingnya mengetahui dan melakukan Empowering di perpustakaan.

Empowering di perpustakaan bisa diartikan sebagai pemberdayaan, pembagian kekuasaan, atau mendelegasikan wewenang kepada pustakawan di dalam perpustakaan. Empowering di perpustakaan bisa juga berarti menggunakan tanggung jawab atau wewenang untuk mengambil keputusan langsung. Empowering di perpustakaan bisa juga artinya memberi tugas dan tanggung jawab kepada pustakawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut dengan sebaik-baiknya.

Manfaat empowering di perpustakaan adalah:
  1. Pemimpin perpustakaan mampu menjadikan perpustakaan mudah merealisasikan tujuannya.
  2. Membuat kinerja pustakawan tinggi dan kinerja perpustakaan berjalan dengan baik, cepat, dan berhasil
  3. Pembagian tugas merata
  4. Mudah melakukan penilaian kinerja
  5. Membuat pustakawan lebih berkreasi untuk mencari solusi dalam menangani masalah
  6. Mudah mengontrol administrasi keuangan, manfaat sarana dan prasara, serta kemajuan perpustakaan.
  7. Fungsi perpustakaan tercapai
  8. Menciptakan keunikan dalam perpustakaan
  9. Cepat dalam pengambilan keputusan
  10. Perpustakaan lebih cepat berkembang dan maju.
 Empowering di perpustakaan diharapkan akan menghasilkan potensi, motivasi, kreativitas, dan kemampuan pustakawan untuk memacu kinerjanya demi kemajuan perpustakaan. Empowering di perpustakaan juga diharapkan akan mengurangi proses kegiatan dalam layanan perpustakaan yang berbelit-belit, saling lempar tanggung jawab, dan pemborosan tenaga. Untuk itu, empowering di perpustakaan diharapkan semua tenaga perpustakaan (pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan) memiliki kinerja yang tinggi untuk mempercepat keberhasilan tujuan perpustakaan.

Empowering di perpustakaan dapat menjadi solusi yang baik di dalam menciptakan kerja sama dan hubungan yang harmonis antar tenaga perpustakaan, kecepatan dan kualitas layanan, serta pengambilan keputusan baik menyangkut kebijakan, maupun solusi terhadap permasalahan yang ada dalam perpustakaan.

Contoh hasil kegiatan yang diperoleh ketika empowering di perpustakaan dilaksanakan dengan baik yaitu:
  1. Kemampuan SDP (sumber daya perpustakaan). Kemampuan SDP ini terealisasi karena adanya pelatihan, magang, seminar, atau kursus. Kemampuan SDP yang diperoleh pustakawan hendaknya dapat menjadi dasar untuk lebih maksimal lagi dalam bekerja, profesional, ahli, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kemajuan perpustakaan.
  2. Efektifnya sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana perpustakaan perlu diefektifkan, dimanfaatkan dengan baik dan benar sesuai fungsinya, serta diharapkan mampu menunjang keberhasilan tujuan pendirian perpustakaan. Untuk itu, sarana dan prasarana perpustakaan juga harus diadakan dan dirawat secara berkala.
  3. Kepuasan pemustaka. Kepuasan pemustaka adalah tujuan akhir ketika melakukan empowering di perpustakaan. Kepuasan pemustaka hanya akan tercapai jika perpustakaan menjalankan fungsinya dengan baik, layanan perpustakaan optimal, dan kegiatan-kegiatan perpustakaan berjalan sesuai target dan rencana.
 Empowering di perpustakaan perlu direalisasikan dengan baik dan benar. Untuk itu, diharapkan dengan empowering di perpustakaan akan muncul semangat, kemauan untuk maju, dan terus berkembang dari tenaga perpustakaan sehingga mampu mewujudkan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat, mampu menumbuhkan budaya gemar membaca, dan mampu meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar