Selasa, 02 Februari 2016

MBO (MANAGEMENT BY OBJECTIVES) DI PERPUSTAKAAN




MBO (MANAGEMENT BY OBJECTIVES) DI PERPUSTAKAAN

 Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Madya Unhas)

Dalam perkuliahan, seorang mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan memperlihatkan gambar struktur MBO (Management by Objectives) kemudian bertanya, apakah MBO ini dapat diterapkan di perpustakaan?. Gambar struktur MBO itu seperti ini:  

 
Tulisan singkat ini merupakan jawaban dari pertanyaan mahasiswa tersebut. MBO artinya manajemen berbasis atau berdasarkan sasaran. MBO sebenarnya adalah kesepakatan bersama dalam mewujudkan tujuan, perencanaan kerja yang akan dilakukan, pengukuran hasil kerja, dan mengevaluasi pencapaian kerja atau tujuan. 

Di perpustakaan juga melakukan proses MBO misalnya:
  1. Melakukan pembuatan SKP (Sasaran Kerja Pegawai). SKP merupakan target kerja yang akan dilakukan oleh PNS (Pegawai Negeri Sipil) selama satu tahun. SKP sebagai bentuk kontrak kerja antara PNS dengan atasan langsung, atas dasar SKP yang telah dibuat sendiri oleh PNS dan disetujui oleh atasan langsung sebagai penilai, selanjutnya atasan langsung dapat menilai prestasi kerja pegawai, dengan membandingkan target atau kontrak kerja dalam SKP dengan realita pekerjaan yang telah dicapai dalam satu tahun.
  2. Dapat diukur, artinya kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan harus dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk angka, misalnya hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, dan pelayanan kepada masyarakat memuaskan, dan lain-lain.
  3. Evaluasi, yaitu suatu proses mengevaluasi atau penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja pustakawan. Dari evaluasi ini dapat diketahui, manfaat yang telah dicapai dan kekurangan yang ada untuk segera ditindaklanjuti.
Berdasarkan gambar yang ada di atas, dapat diketahui bahwa MBO dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Tahap persiapan. Dilakukan dengan menyiapkan dokumen yang diperlukan, mempelajari atau mempersiapkan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan perpustakaan, misalnya tata tertib, peraturan tentang TUPOKSI (Tugas pokok dan fungsi) pustakawan.
  2. Tahap penyusunan. Tahap ini, melakukan penyusunan rencana kerja yang ingin dicapai secara lengkap.
  3. Tahap pelaksanaan. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan atau implementasi kegiatan kepustakawanan yang telah disusun secara lengkap.
  4. Tahap evaluasi. Tahap ini merupakan evaluasi hasil yang telah dilakukan termasuk mempelajari kekurangan yang ada untuk perbaikan ke depannya.
MBO ini dapat diterapkan di perpustakaan. Asumsi dasar dari MBO ini adalah bahwa apa yang terjadi dilapangan belum tentu sesuai dengan apa yang dipahami oleh pimpinan. Pimpinan seringkali hanya berfungsi dalam penetapan kebijakan, adapun yang bersifat teknis biasanya dilakukan oleh bawahan. 

MBO di perpustakaan perlu diterapkan untuk mempercepat keberhasilan tujuan perpustakaan, alasannya adalah karena tenaga perpustakaan telah memiliki gambaran yang jelas mulai dari tahap persiapan sampai pada tahap evaluasi, sehingga memudahkan dalam implementasinya. Perlu diperjelas, bahwa MBO ini hanya akan berhasil jika seluruh komponen atau bagian-bagian dalam perpustakaan bersatu, saling bekerja sama, dan berpartisipasi aktif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar