Rabu, 13 Mei 2015

KEMAS ULANG INFORMASI



KEMAS ULANG INFORMASI

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Madya Unhas)

            Berbicara tentang kemas ulang informasi, berarti yang dimaksud mengemas kembali informasi agar bermanfaat, jelas penggunaannya, dimengerti oleh pemustaka, dan menarik penampilannya.

            Di setiap perpustakaan, kemas ulang informasi, terkadang telah sering dilakukan oleh pustakawan tetapi mereka tidak menyadari kalau yang dilakukannya itu bagian atau itu yang disebut kemas ulang informasi. Misalnya yang sering dilakukan pustakawan adalah membuat brosur, kumpulan abstrak/indeks, kumpulan makalah atau artikel, membuat majalah atau jurnal sendiri, membuat database, bahkan repository itu adalah contoh bentuk dari kemas ulang informasi yang sering dilakukan pustakawan di perpustakaannya.

            Kemas ulang informasi hanya bisa terlaksana jika pustakawan memiliki kreativitas yang tinggi, misalnya membuat kumpulan abstrak. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengumpulakan abstrak sesuai dengan bidang ilmu atau subyeknya, kemudian dapat disusun berdasarkan urutan abjad penulisnya, kemudian diberi indeks sesuai subyek dan/atau nama penulisnya. Setelah itu diberi sampul dan dijilid seperti buku maka jadilah kumpulan abstrak dengan penampilan yang lebih menarik. Kegiatan ini sederhana, tetapi tidak semua pustakawan dapat melakukannya.

            Kegiatan kemas ulang informasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan pustakawan dalam membuatnya, tentunya dengan tujuan agar pemustaka dapat menerima pengetahuan, menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan, serta dapat di mengerti isi dari hasil kemas ulang tersebut, tentunya sebagai sarana yang sifatnya dapat dimanfaatkan dengan baik, dan menjadi sarana yang berdaya guna bagi pembacanya.

            Hal yang terpenting juga dalam kemas ulang informasi adalah hasil dari kemas ulang ini perlu disebarkan dan dipromosikan agar pemustaka mengetahuinya, dengan harapan dapat dimanfaatkannya dengan baik, pemustaka dapat menjadikan informasi, rujukan, atau pengambilan kebijakan termasuk sarana pengambilan keputusan.

            Penyebaran informasi produk kemas ulang ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan mempromosikan melalui presentasi, tertulis, atau penyampaian dari mulut ke mulut, atau dengan menggunakan media teknologi (blog, media sosial, termasuk SMS (Short Message Service).

            Untuk itu, pustakawan harus terus berkreasi, mencari informasi-informasi yang dapat dijadikan bahan untuk dikemas ulang. Informasi-informasi tersebut pada prinsipnya sudah tersedia di dalam perpustakaan, tetapi pustakawan juga dapat menggunakan media teknologi termasuk internet untuk mencari kebutuhan pemustaka, mengenali segmentasi pemustaka. Pustakawan juga perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang kemas ulang informasi, keterampilan baik keterampilan dalam menelusur, mencari informasi, maupun keterampilan dalam membuat desain sampul, agar kemas ulang informasi yang dibuatnya memiliki daya tarik, serta kemampuan untuk menyebarkan atau mempromosikan hasil kemas ulang yang dibuatnya, agar lebih bermanfaat dan berdaya guna bagi pemustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar