Jumat, 15 Mei 2015

SIKAP PEMUSTAKA DALAM MEMANFAATKAN KOLEKSI



SIKAP PEMUSTAKA DALAM MEMANFAATKAN KOLEKSI

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Madya Unhas)

            Sikap pemustaka dalam memanfaatkan koleksi pada prinsipnya yaitu cara pemustaka bereaksi terhadap koleksi, apakah dia suka atau tidak suka, tentu ketika dia suka responnya pasti baik atau positif, tetapi jika dia tidak suka maka responnya pasti negatif.

            Pustakawan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang luas dalam menangani sikap-sikap negatif pemustaka. Hal ini diperlukan agar fungsi dan tujuan perpustakaan dapat terealisasi dengan baik.

            Contoh sederhana respon positif pemustaka terhadap pemanfaatan koleksi misalnya ketika koleksi itu ditemukan oleh pemustaka di rak, koleksi langsung dibacanya atau dipinjamnya untuk dibaca di rumah. Atau ketika koleksi tidak didapatkan atau ditemukan di perpustakaan maka respon positifnya adalah pemustaka bertanya ke pustakawan atau menyarankan agar koleksi tersebut diadakan melalui proses pengadaan koleksi. Respon negatif misalnya pemustaka langsung meninggalkan ruang perpustakaan dan bercerita ke temannya atau sahabatnya bukan ke pemustaka atau bahkan melakukan demo terhadap perpustakaan. Berikut ini beberapa contoh sikap-sikap pemustaka yang positif dan negatif yang perlu diketahui oleh pustakawan:

No.
Sikap Pemustaka
Positif
Negatif
1.
Perlakuan terhadap koleksi
Memelihara, dan bertanggung jawab terhadap koleksi
Tidak memelihara, dan tidak bertanggung jawab terhadap koleksi
2.
Penyimpanan bahan pustaka
Setelah membaca menempatkannya pada ruang baca
Menyimpan kembali atau bahkan menyembunyikannya
3.
OPAC
Mencari atau menggunakan OPAC dengan baik dan benar, jika tidak mengetahuinya bertanya ke pustakawan
Tidak menggunakan OPAC, dan tidak bertanya ke pustakawan ketika menemukan masalah
4.
Fasilitas sirkulasi
Memanfaatkan dengan baik dan benar
Tidak memanfaatkan dengan baik, cenderung berlaku curang
           
Pustakawan perlu mengetahui sikap-sikap pemustaka, baik yang positif maupun yang negatif. Ketika pustakawan mengetahui sikap pemustaka maka pustakawan dapat mengevaluasi kinerjanya, memperbaiki kekurangannya, dan mempertahankan keberhasilan atau bahkan menambah keberhasilan tersebut dengan cara memberikan layanan yang terbaik.

            Dengan mengetahui sikap pemustaka dalam pemanfaatan koleksi maka diharapkan juga pustakawan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan sumber dayanya, pengetahuan, termasuk sikap kerjanya. Bukankah perpustakaan diadakan untuk menjadi sumber pengetahuan atau sumber informasi bagi pemustaka, agar mereka dapat menjadi solusi, mengubah sikap, atau mengambil keputusan?

            Untuk itu, pustakawan harus terus mendidik pemustaka dengan cara-cara yang bijak, peningkatan layanan, melatih keterampilan dan kemampuannya dalam berkomunikasi khususnya untuk memberikan arahan tentang tata tertib perpustakaan termasuk sanksi ketika melanggar tata tertib tersebut dan memberikan bimbingan pemanfaatan koleksi. Sebagai realisasinya, setelah mengetahui sikap pemustaka dalam memanfaatkan koleksi ini, pustakawan harus dapat mengoreksi diri terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang yang profesional, agar tidak terjadi sikap-sikap negatif lagi khususnya dalam pemanfaatan koleksi, dengan cara-cara yang baik dan bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar