Senin, 11 Januari 2016

UPAYA PUSTAKAWAN MENGETAHUI DAN MEMAHAMI KEANEKARAGAMAN BUDAYA PEMUSTAKA



UPAYA PUSTAKAWAN MENGETAHUI DAN MEMAHAMI KEANEKARAGAMAN BUDAYA PEMUSTAKA

Oleh:
Iskandar
(Pustakawan Madya Unhas)

Pustakawan perlu memahami keanekaragaman budaya pemustaka. Tujuannya adalah agar pustakawan dapat memberikan layanan yang berkualitas atau layanan prima. Intinya, layanan pemustaka dapat berhasil karena pustakawan telah mengetahui karakteristik setiap pemustaka, sehingga semboyan layanan untuk semua dapat terealisasi. Layanan untuk semua adalah layanan yang diberikan ketika pemustaka mengunjungi perpustakaan tanpa membedakan suku, agama, ras, termasuk jenis kelamin.

Jika pustakawan bertugas di perpustakaan, pasti mengetahui bahwa pengunjung yang datang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, maka selayaknyalah pustakawan perlu mengetahui dan memahami keanekaragaman budaya pemustaka tersebut, agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat terealisasikan. Tujuan dan fungsi perpustakaan diantaranya adalah membentuk masyarakat yang mempunyai budaya membaca dan belajar sepanjang hayat dengan menjadikan perpustakaan sebagai sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan kebudayaan.

Setiap pustakawan tentu sudah mengetahui unsur-unsur budaya yang berperan dalam membentuk kepribadian pemustaka yang berkunjung di perpustakaan. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku, watak, atau perilaku pemustaka ketika berkunjung ke perpustakaan. Beberapa diantaranya adalah faktor religi, faktor organisasi kemasyarakatan, faktor pengetahuan dan tingkat keilmuan, faktor kehidupan atau mata pencarian hidup (ekonomi), faktor penguasaan teknologi, faktor bahasa, faktor adat istiadat, dan faktor lingkungan/rumah tangga. Kesemua faktor tersebut akan membentuk watak dan karekter individu untuk kemudian menjadi suatu unsur budaya.

Unsur budaya tersebut akan menjadi budaya yang mempengaruhi pemustaka di dalam bertindak, berbuat, dan berkreasi dalam hidupnya. Diantaranya melalui:
  1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia = wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran pemustaka dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
  2. Kompleks aktivitas = berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongret, dapat diamati atau diobservasi, atau sering disebut sistem sosial
  3. Wujud sebagai benda = Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya, menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.
  4. Kompleks pengetahuan = Aktivitas manusia untuk menguasai pengetahuan yang membawanya kepada pengetahuan baik atau buruk, dan kemampuan memilahnya.

Pustakawan perlu menyadari bahwa semua budaya selalu mengarah kepada terciptanya manusia yang sempurna. Kemampuan pustakawan untuk mengetahui dan memahami budaya itu adalah agar mereka dapat mengetahui karakter-karakter setiap pemustaka misalnya, bagaimana pustakawan menghadapi orang Jawa yang biasa sopan, orang Sunda yang biasa lembut, orang Batak, Madura, atau Makassar yang biasa keras sehingga pustakawan mampu memberikan yang terbaik dalam segala hal, termasuk layanan berkualitas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar